Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

menghadapi masalah

 Untuk memahami masalah, mutlak perlu mengenal diri karena diri adalah akar segala masalah. Apa yang disebut diri? Diri adalah akumulasi dari pengetahuan, pengalaman, pikiran, perasaan, rekasi-reaksi batin, kesadaran, kenikmatan, kesenangan, kepahitan, ketakutan, kegelisahan, kemalasan, keragu-raguan, rasa memiliki, ketakutan, kemelekatan, pelarian, dst. Selama diri ada, di sana ada masalah. Setiap gerak batin adalah bagian dari keakuan dan itu adalah akar masalahnya. Kalau diri berakhir, maka masalah juga akan berakhir dengan sendirinya. Dan tidak ada jalan untuk membiarkan diri ini berakhir kecuali lewat pengamatan terhadap gerak diri terus-menerus apa adanya.
Diri kita ini terkondisi. Semua pikiran untuk memahami keterkondisian ini selalu tidak lengkap karena pikiran tidak berbeda dari diri yang terkondisi. Pikiran baik tidak mampu menghabisi kelekatan diri terhadap keburukan atau kebaikan. Upaya untuk tidak melekat pada sesuatu adalah gerak yang sama untuk melekat pada sesuatu yang lain. Gerak keakuan yang mengingini dan mengejar sesuatu masih tetap ada.
Kita selalu berfungsi di dalam lingkup batin yang terkondisi. Namun pengamatan atau kesadaran terus-menerus atas keterkondisian kita membuat kita bebas. Kesadaran murni membuat masalah yang akarnya adalah diri ini berhenti. Dalam beberapa detik atau menit, kita mengalami kebebasan. Di sana tidak ada lagi keakuan, kelekatan, keinginan, dst. Setelah itu gerak pikiran datang lagi. Kalau kita sadari saat itu pula, maka pikiran berhenti. Begitulah kita mengalami kebebasaan sesaat yang disusul oleh gerak pikiran; ketika pikiran disadari pada saat kemunculannya, pikiran berhenti. Demikian proses ini terus berlanjut.
Pikiran kita ini licin bagaikan belut dan cerdik bagaikan ular. Ia mudah membawa kita berlari dari fakta-fakta kehidupan. Kesedihan, luka, kenikmatan, kepahitan, dst bukanlah masalah melainkan fakta kehidupan yang kita kenal. Saat pikiran bergerak untuk mendorong kita menolak atau menerima, melekat atau lari daripadanya, fakta kehidupan itu berubah menjadi masalah. Pikiran menciptakan masalah dan dengan pikiran yang sama kita mencari penyelesaian masalah.
”Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.” (Markus 13:33) Nasehat ini berguna sekedar sebagai pengingat bahwa bukan hanya pikiran kita ini licin dan cerdik tetapi juga pikiran dan setiap gerak masalah bisa dipecahkan dengan pemahaman total akan masalahnya.
Kesadaran murni adalah seperti jurang yang dalam. Di dalamnya, seluruh gerak keakuan dan segala masalah yang ditimbulkan berhenti dan tak lagi punya tempat untuk berpijak. Ia juga berfungsi bagaikan jembatan yang menghubungkan diri yang bebas dari keakuan dengan Yang Tak-Dikenal. Ia datang dengan sendirinya tanpa kita duga. ”Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS